Karena brio mengejar stiffness utk kestabilan di jalan mulus, makanya shockbreker cenderung keras (menurutku). Dan untuk mengakomodir getaran di jalan jelek, akhirnya, ban lah yang kebagian tugas untuk meredam kejutan yang dihasilkan. Akhire, dari pabrilan menyarankan ban depan 29psi dah (ban belakang mengikuti, dikurangi 2 psi rata2nya). Hal ini dikarenakan ban depan brio cenderung menerima beban yang jauh lebih berat dari ban belakang (mesin di depan dan sistem penggerak roda depan).
Nah...positifnya pakai tekanan standar, getaran mobil akan teredam banget. Mantap buat jalan agak rusak. Dan juga, di cuaca hujan, tekanan segini memang sangat membantu untuk menghindari selip ban
Akan tetapi, negatifnya adalah, mobil cenderung limbung untuk berbelok di kecepatan tinggi. Dan juga, dinding ban akan lebih mudah retak, karena ban merangkap fungsi sebagai shockbreaker yang terlalu banyak. Lihat aja, dinding ban dengan tekanan standar, dia lebih mudah kembang-kempis mengikuti kontur jalan. Selain itu, daya hambat ban yang lebih besar (bagus buat hujan), kurang baik untuk kecepatan tinggi (lebih dari 60kph), dimana gaya gesek ban ke aspal akan besar dan membuat bensin lebih boros (rpm lebih tinggi utk kecepatan yang sama dibanding dengan ban lebih keras).
Kalau aku sih, mendhing nerima kalau jalan jelek pelan2 aja. Selain menghindari goncangan, juga agak kaki-kaki lebih awet. Lagian, kalau semisal tekanan berkurang, tidak perlu takut, karena paling jadi tekanan standar pabrikan, gak usah terlalu terburu2 isi angin.
So, tekanan cenderung tak tambahin 2psi untuk depan-belakang. Tapi sekali lagi, preferensi ini mungkin berbeda untuk setiap orang. Jadi, monggo saja, mau pakai standar yang lebih adem dipakai di jalan agak rusak. Atau pakai yang lebih keras dengan catatan seperti di atas tadi
Pilihan jatuh ke tangan masing2 driver.