aksesoris-brio

Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5

Newbie Sepedahan

#21

Imo kalau fullsus harga segitu. Selain berat, kurang nyaman juga. Pasti bakal banyak ghost shiftingnya. Mending ambil hardtail. IMHO yah omm
Find
#22
Maen sepedah ngalahin maen motor maintenancenya...Nangis.PNG
Find
#23
wowww.. mantapp sepedanya.. tr tinggal di bawa deh sama si brrriiioo. di belakang heheh..
Find
#24
(04-10-2014, 08:31 AM)Amal Sherly Wrote: Imo kalau fullsus harga segitu. Selain berat, kurang nyaman juga. Pasti bakal banyak ghost shiftingnya. Mending ambil hardtail. IMHO yah omm

Hardtail maksud nya yg ga ada shock nya ya om?

ghost shifting apaan om, nubie pisan euy.. ha ha
Seputaran Banjarbaru - Martapura | Warga KST (Kalimantan Selatan dan Tengah) Mohon Absen DISINI
Find
#25
(04-10-2014, 09:43 AM)Dedy_Sulistianto Wrote: Hardtail maksud nya yg ga ada shock nya ya om?

ghost shifting apaan om, nubie pisan euy.. ha ha

Yup. Hardtail yg ga ada shock belakang.
Ghost shifting si giginya berubah ubah sendiri akibat shock belakang bermain pada saat sedang dikayuh. Makanya pada beberapa sepeda shock belakang bisa dikunci biar ga oper2 sendiri
Find
#26
Barusan nemu bacaan bagus tentang tips membeli sepeda, berguna khususnya buat nubi kaya saya yang baru mau mulai hobi bersepeda...

Jangan anggap enteng masalah ini. Memilih sepeda, khususnya sepeda gunung/MTB bukan hal sepele. Begitu memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang membingungkan. Tanpa pengetahuan memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda yang tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal salah membeli sepeda tentu bukan problem serius. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih adalah perkara besar.

Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai dirtjump. Ada kasus frame cross country patah karena dipaksa bermain downhill.

BELI JADI ATAU MERAKIT?
Sepeda gunung bisa dibeli dalam bentuk sepeda jadi (full-bike) maupun rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus dipilih?

Pilihan pertama, membeli full-bike, berarti tinggal datang ke toko, pilih, bayar dan langsung pakai. Mudah sekali. Jika Anda tak mau repot, atau bersepeda bagi anda sekadar untuk berolah-raga dan sarana transportasi alternatif, maka membeli sepeda full-bike sangat cocok. Namun membeli full-bike juga membuat sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang lain yang memiliki sepeda sama dengan kita.

Pilihan kedua, sepeda rakitan, berarti kita memilih komponen dan membangun sepeda sendiri. Memang lebih merepotkan. Tapi kelebihannya, sepeda rakitan memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya karena sesuai dengan keinginan dan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit adalah kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara rakitan karenanya kurang disarankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit sepeda sendiri sangat disarankan mengajak pesepeda yang lebih senior. Proses perakitannya juga sebaiknya diserahkan kepada tokonya, kita hanya sekadar memilih komponennya saja.

Untuk masalah kualitas, sebetulnya sama saja antara beli jadi dengan rakitan. Tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda full-bike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda full-bike diproduksi secara masal, sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan jelas lebih murah. Frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya Specialized, Schwinn, Kona, dll.) tapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut. Harga frame bajakan bisa 1/10 frame aslinya.

HARDTAIL ATAU FULL-SUSPENSION?
Sepeda gunung ada yang dilengkapi suspensi depan saja (hardtail), ada juga yang sekaligus memiliki suspensi depan dan belakang (full-suspension/fulsus). Jika kita baru memulai hobi ini, mana yang harus dipilih?

Ketika menanyakan hal ini biasanya para pemula akan disarankan memulai dengan hardtail. Alasannya antara lain agar para pemula terlebih dulu membiasakan diri dengan sepeda yang lebih ringan, efisien dalam mengayuh, mudah dalam pengendalian dan sederhana dalam perawatan. Baru setelah jam terbangnya dengan hardtail cukup banyak dapat beralih ke fulsus.

Saran ini sekarang mungkin sudah kurang relevan lagi, meskipun juga tidak salah. Mengapa? Karena, saat ini telah banyak sepeda fulsus yang memiliki performa dan efisiensi mendekati hardtail. Terutama pada sepeda ‘kelas atas’. Jadi, bila bujetnya memang sudah tersedia, tidak ada salahnya langsung mencoba fulsus. Begitu pula bagi orang-orang yang baru memulai bersepeda di usia 30-an ke atas, memilih fulsus akan membuat bersepeda menjadi lebih nyaman. Tentunya, yang dipilih bukan fulsus ‘asal jadi’ dengan efek bobbing besar (biasanya produk Cina), karena justru akan menyengsarakan dan jangan-jangan malah akan membuat kapok bersepeda. Efek bobbing adalah rantai mengendor dan mengencang akibat gerakan suspensi belakang, membuat kayuhan menjadi berat dan energi kita terbuang percuma.

Tetapi satu hal yang pasti, untuk pemula yang baru pertama kali membeli MTB, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail maupun fulsus. Jangan membeli sepeda freeride, apalagi downhill.

TENTUKAN DULU ANGGARAN BELANJA SEPEDA ANDA
Agar tidak salah dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dulu berapa bujet belanja sepeda anda, baru kemudian cari sepeda yang sesuai dengan anggaran kita itu. Jika bujetnya cuma 800 ribu rupiah, carilah sepeda seharga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli sepeda di atas bujet yang disiapkan. Yang di rumah bisa mencak-mencak karena jatah bulanan berkurang.

Memang, semakin mahal harga sebuah sepeda semakin baik pula kualitasnya. Pepatah ‘harga tidak akan menipu’ dan ‘ada harga ada rupa’ berlaku dalam membeli sepeda. Namun memiliki sepeda murah tidak berarti pemiliknya hina, memiliki sepeda mahal juga tidak menandakan pemiliknya mulia. Ini hanya masalah seberapa tebal kantong anda.

Sama seperti membeli handphone. Bagi yang gajinya 1,5 juta perbulan, handphone seharga 350 ribu sudah mencukupi. Tapi bagi yang penghasilannya 10 juta sebulan tentunya tidak. Membeli sepeda bisa juga dianalogikan dengan membeli mobil. Mobil mulai dari harga belasan juta hingga miliaran rupiah tersedia. Sepeda pun, dari yang berharga 500 ribuan hingga puluhan juta rupiah ada.

Daripada mempersoalkan gengsi, lebih penting bagi anda yang kurang beruntung secara finansial untuk membuktikan bahwa meski dengan sepeda murah tapi anda lebih jago di tanjakan, lebih piawai di medan offroad, dan lebih kuat endurance-nya. Sambil, tentu saja, sisihkan sebagian penghasilan anda agar ke depannya dapat mengupgrade sepeda anda atau membeli sepeda yang lebih sesuai dengan keinginan.

BAGAIMANA HARGANYA?
Sepeda gunung bisa dibeli mulai dari harga 700 ribu hingga puluhan juta rupiah. Kualitas bahan, fitur dan desainnya lah yang membedakan. Sepeda gunung seharga 700 ribu framenya masih terbuat dari besi, sedangkan yang puluhan juta berbahan serat karbon, bahan yang sama dengan pesawat terbang. Bagi kebanyakan orang, frame berbahan aluminium sudah mencukupi. Tetapi sekadar saran, jika bujet Anda mencukupi, jangan membeli sepeda gunung dengan harga di bawah 1 juta rupiah. Untuk pemula yang sekadar ingin bicycling for fun, sepeda berharga 1,5 – 3 juta rupiah sudah sangat mumpuni. Kecuali jika Anda sudah mulai serius menekuni hobi ini dan menjadi kecanduan berat, sepeda seharga 10 juta rupiah pun masih dirasa kurang.

KLASIFIKASI SEPEDA GUNUNG BERDASARKAN FUNGSI
Setidaknya ada 5 jenis sepeda gunung berdasarkan fungsinya, yaitu:

a. Cross country (XC)
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan.

b. All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.

c. Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh.

d. Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga selain kekuatan, yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.

e. Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalah urban MTB. Penggemar jenis ini awalnya adalah anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.
Seputaran Banjarbaru - Martapura | Warga KST (Kalimantan Selatan dan Tengah) Mohon Absen DISINI
Find
#27
Sip sip, jadi tambah wawasan... untuk broadway 3 ini suspensinya lumayan lah, yg depan preload, bisa disetting kelembutan suspensinya, walau saya belum merasakan manfaatnya.

Untuk suspensi belakang, belum pernah terjadi ghost shift tadi.. tapi memang sedikit kerasa bobbling kalo ngayuh sambil berdiri...
Find
#28
(04-10-2014, 04:33 PM)Zikri Irfandi Wrote: Sip sip, jadi tambah wawasan... untuk broadway 3 ini suspensinya lumayan lah, yg depan preload, bisa disetting kelembutan suspensinya, walau saya belum merasakan manfaatnya.

Untuk suspensi belakang, belum pernah terjadi ghost shift tadi.. tapi memang sedikit kerasa bobbling kalo ngayuh sambil berdiri...

Udah coba sambil nanjak om?
Tanjakan yg terjal
Find
#29
(04-10-2014, 05:08 PM)Amal Sherly Wrote: Udah coba sambil nanjak om?
Tanjakan yg terjal

Berapa derajat om? Hehehe kyk mau ngukur aja...

Pernah coba yg 15 derajat lah, jalan alus sih.. start up nya dah ngebut... hehehe..

Bobbling baru kerasa kalo nanjak terjal yah om?
Find
#30
(04-10-2014, 05:40 PM)Zikri Irfandi Wrote: Berapa derajat om? Hehehe kyk mau ngukur aja...

Pernah coba yg 15 derajat lah, jalan alus sih.. start up nya dah ngebut... hehehe..

Bobbling baru kerasa kalo nanjak terjal yah om?

Tanjakan yg bikin putus asa om hahaha
Find




Users browsing this thread: 1 Guest(s)