Hmm.. Setuju ama om waw, sample nya ga mewakili, dan ga bisa diambil kesimpulan secara nasional..
Om zik, balikpapan mah bbm nya dr kilang d balikpapan. Hasilnya kayanya bakal sama kaya autobild..
Seputaran Banjarbaru - Martapura |
Warga KST (Kalimantan Selatan dan Tengah) Mohon Absen DISINI
05-03-2014, 10:18 AM
Menurut saya memang isu premium beroktan 90 sudah ada sekitar 1 tahun yang lalu...saya sempat menanyakan ke pihak pertamina pusat....
logika simpel yang mereka paparkan masuk akal saya...
premium kita sebagian masih import..sedangkan di luar negri standart gas buang emisi sangat ketat..dilarang menggunakan bahan nakar bertimbal tinggi..sehingga ron yang mereka pergunakan minimal ron 90...jikalau indonesia import bbm dari negara yang mengharuskan bahan bakar minim timbal..sedangkan di indonesia premium beroktan 88..Pertamina nga mau mengeluarkan cost untuk merubah premium import yg sudah beroktan 90 menjadi 88...karna oktan bahasa simpelnya semacam zat addictif...dan cost itu yg menurut saya nga akan dikeluarkan pertamina untuk menjadikan ron 90 menjadi ron 88..
Menurut saya memang isu premium beroktan 90 sudah ada sekitar 1 tahun yang lalu...saya sempat menanyakan ke pihak pertamina pusat....
logika simpel yang mereka paparkan masuk akal saya...
premium kita sebagian masih import..sedangkan di luar negri standart gas buang emisi sangat ketat..dilarang menggunakan bahan nakar bertimbal tinggi..sehingga ron yang mereka pergunakan minimal ron 90...jikalau indonesia import bbm dari negara yang mengharuskan bahan bakar minim timbal..sedangkan di indonesia premium beroktan 88..Pertamina nga mau mengeluarkan cost untuk merubah premium import yg sudah beroktan 90 menjadi 88...karna oktan bahasa simpelnya semacam zat addictif...dan cost itu yg menurut saya nga akan dikeluarkan pertamina untuk menjadikan ron 90 menjadi ron 88..
05-03-2014, 07:40 PM (This post was last modified: 05-03-2014, 08:02 PM by dewa11.)