Selamat Datang di Honda Brio Community - hondabrio.org!
Saat ini Anda melihat hondabrio.org sebagai Guest dengan akses terbatas, agar dapat melihat seluruh isi forum, memposting thread, mereply thread, serta mendapatkan fitur lengkap hondabrio.org lainnya, Anda dapat Join di Honda Brio Community.

Agar lebih ringkas dalam proses registrasi, Anda juga dapat register di Honda Brio Community menggunakan :


Jika mengalami kesulitan dalam proses Registrasi, jangan sungkan untuk Kontak Kami.
Setelah registrasi, ada baiknya untuk melihat Tutorial Forum.
Untuk mencari topik diskusi yang diinginkan, silahkan gunakan Mesin Pencari HBC.


News
Supaya nggak double thread, silahkan Search Dulu Di Sini.
Dapatkan Official Merchandise Honda Brio Community di sini.


Tweet
 
Thread Rating:
  • 0 Votes - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  

Ini Kejadiannya Dimana yah?

01-30-2014, 10:48 PM This post was last modified: 01-30-2014 11:07 PM by loadeddiapers.
#21
Ini Kejadiannya Dimana yah?
yg foto pertama dan ketiga sama om, yg foto kedua foto kemarin hehehe

Quote:Liputan6.com, Jakarta : Ironi seolah tak pernah habis di negeri ini. Apa yang awalnya menjadi harapan banyak orang, dalam waktu singkat bisa berubah menjadi sebaliknya. Keseringan pula, itu terjadi karena kesalahan manusianya, bukan karena suratan takdir yang tak bisa dicegah.

Itulah ironi yang menyertai kecelakaan di jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang. Seorang wanita yang tengah hamil 5 bulan tewas saat berboncengan dengan suaminya di JLNT tersebut. Tubuh wanita bernama Windawati itu terjun bebas dari ketinggian 15 meter setelah ditabrak sebuah mobil. Dia langsung tewas di tempat, sedangkan suaminya mengalami patah kaki dan tangan.

Sekilas terlihat seperti kecelakaan biasa. Tapi, ini kecelakaan yang berbeda jika dilihat dari proses dan peristiwa lain yang menyertai sebelumnya. Setidaknya, kejadian di jalan yang baru saja diresmikan ini kembali menegaskan bahwa masyarakat kita memang masih jauh dari disiplin dan taat aturan.

Ironi ini dimulai pada Minggu 26 Januari 2014. Pagi itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas. Bertempat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, SBY mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi mencegah atau mengurangi kecelakaan berlalu lintas.

Menurut SBY, kecelakaan lalu lintas telah menjadi perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB mengingat banyaknya korban jiwa. Karena itu dia mengajak seluruh rakyat Indonesia, komponen bangsa, dan masyarakat untuk sungguh-sungguh berupaya sekuat tenaga mencegah dan mengurangi kecelakaan lalu lintas.

"Semua turut bertanggung jawab, semua ikut bertugas, berupaya," tegas SBY.

Untuk mendukung gerakan ini, Kapolri Jenderal Sutarman ikut memaparkan angka-angka kecelakaan di Indonesia. Tujuannya tentu saja untuk memunculkan efek jera sehingga pengguna jalan raya tak lagi toleran terhadap perilaku yang melanggar aturan berlalu lintas.

"WHO telah mencanangkan dekade keselamatan di jalan raya mengingat tingginya angka kecelakaan jalan raya," ujar Sutarman.

Sebanyak 25 ribu lebih jiwa di Indonesia meninggal pada 2013, atau turun dibandingkan 2012 yang mencapai 27 ribu jiwa meninggal. Angka itu membuat rata-rata meninggal dunia akibat kecelakaan sekitar 80 orang per hari.

Sayang, hanya berjarak satu hari, imbauan Presiden itu tak lagi ampuh. Sebuah kecelakaan terjadi tak jauh dari lokasi Presiden mencanangkan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Sekitar 3 kilometer dari Bundaran HI, tepatnya di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dekat Mal Ambasador.

Kejadian bermula sekitar pukul 22.00 WIB, Senin 28 Januari 2014. M Faizal Bustamin (28) berboncengan dengan istrinya Windawati (27) dari Kampung Melayu ke arah Tanah Abang. Faizal dan Windawati yang tengah hamil 5 bulan itu menaiki sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi B 3843 LA.

Saat melintas di depan ITC Ambassador, sepeda motor kemudian memutar arah dengan melawan arus. Tindakan nekat itu akhirnya berbuah bencana. Sepeda motor Faizal ditabrak mobil Honda City Nomor Polisi B 8542 RS yang dikemudikan Tomy Reymon (25).

Akibat insiden itu, Windawati terlempar dan jatuh dari jalan layang setinggi 15 meter itu. Tubuhnya melayang dan meninggal dunia saat terhempas di aspal jalan raya di depan Mal Ambasador. Sedangkan sang suami yang mengalami patah tangan dan kaki dibawa ke RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta Pusat.

Kita layak berduka atas apa yang dialami oleh pasangan ini. Tapi, itu seharusnya tak membuat kita lupa atas bertumpuknya kesalahan yang dilakukan Faizal pada malam nahas itu. Dan inilah potret paling jelas pengguna jalan di Ibukota.

Pertama, Faizal telah mengambil jalur yang sebenarnya tidak diperuntukkan bagi sepeda motor. Di kedua sisi jalan, baik dari arah Kampung Melayu atau Tanah Abang, telah ada rambu yang melarang kendaraan roda 2 serta bajaj untuk lewat. Namun, itu tak diindahkan.

"Sudah ada (rambu) motor dilarang, karena Konstruksinya memang tidak mungkin buat motor. Jadi rambu saja ternyata tak cukup untuk masyarakat memahami," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

Dia menegaskan, JLNT sepanjang Jalan Prof Satrio hingga depan Mal Kota Casablanca bukan untuk sepeda motor. JLNT itu dimaksudkan guna mengurai kemacetan yang sering terjadi di bawah jalur JLNT itu.

Kedua, saat berada di jalur yang tak semestinya itu, Faizal tetap nekat berbalik arah. Jangankan untuk dilakukan, sekadar dibayangkan saja sudah sangat mengerikan. Sebuah sepeda motor berbalik arah di jalan layang bebas hambatan, di mana kendaraan bisa dipacu dalam kecepatan tinggi, jelas sudah itu sebuah mimpi buruk.

Keputusan Faizal untuk memutar sepeda motornya dan berbalik arah dengan melawan arus juga menyimpan cerita tersendiri. Menurut rekan kerja korban bernama Deny Novirza, korban sebenarnya pula bersama-sama dengan temannya yang lain, dengan sama-sama mengendarai sepeda motor.

Saat berada di atas JLNT tersebut, Faizal mendapat kabar dari temannya yang telah dulu berbalik arah bahwa di ujung jalan arah Tanah Abang ada razia polisi. Kabar inilah yang kemudian membuat Faizal berbalik.

"Kalau cerita Faizal, setelah naik jalan layang itu dia melihat ada razia. Nah, temannya yang barengan pulang itu terkena razia tadi. Jadi Faizal putar balik. Dan terjadi kecelakaan itu," papar Deny di Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Ini sekaligus membuktikan bahwa Faizal sebenarnya mengetahui kalau memasuki JLNT melanggar peraturan, sehingga dia tidak melanjutkan perjalanan dan berbalik arah karena tidak mau ditilang polisi.

Ketiga, korban mengendarai sepeda motor miliknya dengan kecepatan tinggi tempat yang tidak aman. Dengan kondisi motor yang dikendarai Faizal rusak parah, begitu juga mobil yang bertabrakan dalam keadaan ringsek, sehingga dapat dipastikan motor dan mobil melaju dalam kecepatan tinggi.

Yang lebih ironis lagi, Faizal tahu betul bagaimana berbahayanya mengendarai sepeda motor dalam kecepatan tinggi di JLNT. Kepada sang ayah, Faizal bercerita bahwa kondisi angin di JLNT sangat kencang. Sehingga bila tidak fokus, kendaraan akan sering sekali oleng.

Keempat, belakangan diketahui kalau korban tidak mengantongi surat izin mengemudi (SIM). "Pengendara motor tidak memiliki SIM," kata Kombes Rikwanto. Ini jelas-jelas fakta yang sangat mencengangkan.

Sebagai pemilik kendaraan yang setiap hari memboncengi istrinya pulang pergi dari tempat kerjaan, betapa beraninya Faizal lalu lalang di jalanan Ibukota tanpa kelengkapan surat-surat. Bisa dipastikan pula, sosok pengguna jalan di Ibukota yang seperti Faizal tidaklah sedikit.

Ironi ini belumlah berakhir. Meski telah memakan korban, JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang tetap ramai diserbu pengendara motor. Akibatnya, ratusan motor ini terjaring razia petugas sepanjang Selasa ini.

Satu per satu sepeda motor yang nekat masuk ke JLNT Casablanca itu dihentikan polisi. Mereka langsung ditilang. Meski sudah ada tanda larangan masuk bagi kendaraan roda dua dan truk, sejumlah pengendara mengaku tak tahu ada rambu larangan melintas.

Bukan hanya sepeda motor, petugas juga menilang sopir bajaj yang nekat naik JLNT. Dalam razia ini, ratusan motor dari arah Kampung Melayu menuju Tanah Abang langsung diberi surat tilang.

Beberapa pengendara motor sempat ada yang mencoba memutar balik arah. Namun tindakan berbahaya ini tetap diganjar surat tilang dari petugas yang telah menunggu di bawah jalan layang.

Apa yang dialami Faizal ternyata tak kunjung membuat banyak pengguna jalan sadar akan berbahayanya berlalu lintas tanpa kesadaran tinggi untuk mematuhi peraturan. Wajar memang, karena di jalan aturan tak selalu tunduk pada yang tertulis. Kondisi di jalanan menunjukkan aturan lalu lintas bisa jadi tak mempan karena kalah dengan cara kompromi atau melawannya dengan sikap nekat para pengendara.

Faizal adalah contoh buruknya mental dan perilaku pengguna jalan di Ibukota. Tak peduli Presiden atau Kapolri bercerita tentang berbahayanya jalan raya yang digunakan oleh pengguna yang tak bertanggung jawab, justru kebiasaan melanggar itulah yang agaknya memunculkan kebanggaan.

Menerabas lampu merah, mengasapi polisi di persimpangan, tancap gas di jalur lambat, serta mengambil jalur berlawanan di saat macet sudah jadi pemandangan biasa di jalan-jalan Jakarta. Jadi, tak perlu heran kenapa Faizal berani 'berjudi' dengan maut di atas JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang pada malam itu. (Ado)

Source : http://news.liputan6.com/read/812315/mau...ta?wp.hdln
 Quote
01-31-2014, 08:16 PM
#22
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
(01-30-2014 03:54 PM)loadeddiapers Wrote:  Macet ga jadi pembenaran untuk menghalalkan pelanggaran om Smile
No offense ya, tingkat pelanggaran sama kedisiplinan pengendara di Jakarta sudah level mengkhawatirkan, terutama pengendara motor.

Bukan mengkhawatirkan lagi Om...parah banget!

(01-30-2014 03:54 PM)loadeddiapers Wrote:  Padahal akibat ga disiplin itu biasanya malah tambah macet loh, dan bukannya lancar.
Coba aja liat kl jalan kecil cuma 1 jalur untuk 1 arah, kalo macet motor2 suka ambil jalur punya sebelah yg jelas2 artinya lawan arus. Itu biasanya malah bikin nambah kunci dan bottle neck bikin macet sampe mana2.

Saya pernah ngalamin kejadian seperti ini om, karena terlalu macet...kendaraan yang dari arah berlawanan (khususnya motor) saling menyerobot. Alhasil saya (juga pake motor) gak bisa lewat sama sekali karena di depan saya kendaran menumpuk dan menyebabkan kemampetan.
Karena saya gak bisa lewat....saya bilang baik² "Permisi bang....permisi pak...permisi mbak...permisi bu...minta tolong kasih jalan sedikit dong biar kami bisa lewat". Tapi apa coba yang mereka lakukan? Ada yang cuek, pura² gak denger, ada yang malingin muka. Padahal saya sudah berusaha berkomunikasi dengan sopan dan mencoba ramah. Saya ulangi sekali lagi....tetep aja mereka cuek. Akhirnya si sabar ilang juga...karena saya sudah menggunakan beberapa kali kata "permisi" dan "minta tolong" tapi mereka tidak menggubris...akhirnya saya geber motor saya....saya tendangin satu² motor yang ada di depan dan saya udah gak pake sopan santun lagi, toh mereka gak ngerti ramah tamah dan sopan santun....saya bilang ke mereka "Kasih jalan gak? Ini bukan jalan nenek moyang lo...emang nih jalan lo doang yang pake....minggir nggak?!!?"

2121:21:*& Akhirnya mereka baru pada ngasih jalan setelah digituin. Apakah sudah segitu parahnya masyarakat kita? Sampe pake cara dan kata² halus gak digubris. Pake cara kasar baru mereka ngerti 68 68 68

(padahal pas nendangin mereka, saya juga takut...lha wong jumlah mereka lebih banyak :21:*&)


(01-30-2014 03:54 PM)loadeddiapers Wrote:  Di perempatan kantor saya sempet liat sekali, ada motor nerobos lampu merah, akhirnya kena tabrak parah sampe terlempar ke kap mobil yg nabrak. Dan itu banyak jg pengendara motor lain yg liat. Besoknya tetap banyak yg nerobos juga om, pas kl ada kejadian hampir kena tabrak, paling senyum2 aja yg naik motor dan nerusin ngacir jalan. Ngelus dada saya liatnya. Apa ngga inget ada yg nunggu kita pulang ke rumah coba?? Dan yg paling ngenes kl akibat perbuatan dia orang lain jg jadi kena musibah. Kaya mobil yg nabrak motor itu, menurut saya dia jelas kena musibah, sudah jelas dia lagi lampu ijo, tau2 ada motor nyelonong jadi ketabrak. Coba kl di jok depan mobil itu ada anak kecil/bayi, dan airbag nya ngembang??

Hahahaha...saya pernah liat kejadian yang sama. Motor nerobos lampu merah terus ketabrak mobil di depan saya, untungnya cuma luka ringan tapi motornya banyak yang pecah². Si pengendara motor marah² ke sang sopir. Dalam hati sapa "Lha yang b*go sapa? Kalo lo gak nerobos lampu merah, gak bakalan lo ketabrak"

Makanya om...saya larang dan gak pernah kasih anak saya duduk/dipangku di kursi depan. Nanti kalo sudah besaran baru boleh duduk depan. Maaf...maaf nih ya...hanya orang tua egois aja yang memangku anak/balitanya duduk di depan. Lha gimana gak egois....orang (entah orang tua/kakek/nenek/tante/om/kakak) yang memangku pake seatbelt, tapi si anak gak dipakein. Bener?

(01-30-2014 03:54 PM)loadeddiapers Wrote:  Jadi kalo menurut saya mau itu Polisi sengaja cari2 kesalahan atau ngga ya ga perlu diributin. Ga mau kena jebakan betmen atau kena tilang ya jangan masuk jalur yang kita memang tidak boleh masuk, jangan langgar peraturan lalin, simple dan ga ribet. Karena peraturan itu dibuat tujuannya memang supaya semua orang aman di jalanan, bisa pulang ke keluarga masing2. Ngenes saya kl liat kecelakaan2 motor yg "konyol" seperti ini.

Mungkin maksud polisi (yang kebanyakan) melakukan seperti itu, ingin menciptakan efek jera. Kali yah Big Grin

(01-30-2014 03:54 PM)loadeddiapers Wrote:  Makanya bawaan saya kl liat anak di bawah umur sudah naik motor apalagi kl ugal2an dan ga bener bawaannya pengen mites aja, penasaran orang tuanya didik anaknya seperti apa. Saya sama kk2 dan adik dari dulu ga berani bawa kendaaraan punya bapak keluar rumah walaupun sebenarnya sudah bisa sebelum memang sudah layak punya SIM. Karena memang dididik untuk bertanggung jawab di setiap tindakan yg kita lakukan, apalagi kalau kira2 tindakan kita tersebut bisa mencelakakan diri kita sendiri atau orang lain.

Hahahaha...inilah yang saya bilang. Indonesia bakalan seperti ini (tingkat disiplinnya rendah) masyarakatnya kalo para orang tua saja sekarang malah mengajarkan ke anak²nya untuk melakukan perbuatan ilegal dan melanggar hukum. Jadi besok² kalo anaknya udah dewasa dan jadi rampok....ya jangan disalahkan, lha dari kecil udah diperbolehkan melanggar hukum Big Grin

Wherever I Lay My Head Is Home
______________________________________________

| Through My Eyes |
 Quote
01-31-2014, 10:06 PM
#23
Ini Kejadiannya Dimana yah?
hehehe saya sih skrg2 memang sering disangka sopir om ade sama satpam2 mall, abis nyonya besar sama anak memang duduknya pasti di belakang kl naik mobil, saya didepan sendirian Smile

Di satu mall saya pernah nanya cara termudah ke parkiran basement, dijelasin sama security nya. Itu harus lewat Gate B mas. Saya tanya gate B yg mana. Jawabannya, Gate itu gerbang mas, maju lagi aja nanti sebelah kanan. Saya senyum aja sambil bilang makasih 04 hehehehe
 Quote
01-31-2014, 10:53 PM
#24
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
Gak apa² Om sendirian di depan, daripada anak di depan malah jadi kepikiran Big Grin

Wherever I Lay My Head Is Home
______________________________________________

| Through My Eyes |
 Quote
02-07-2014, 01:33 PM This post was last modified: 02-07-2014 01:34 PM by loadeddiapers.
#25
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
Quote:   

   

   

Akibat masuk jalur busway, depan ada polisi, lawan arus ketemu busway :21:*&
Indahnya kondisi jalanan Jakarta 10
 Quote
02-07-2014, 02:01 PM
#26
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
wuahaha... indahnya kebersamaan...
ciri khas indonesia.. bergotong royong..

Seputaran Banjarbaru - Martapura | Warga KST (Kalimantan Selatan dan Tengah) Mohon Absen DISINI
 Quote
02-07-2014, 02:41 PM
#27
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
Beneran tilangnya sejuta?

Tutorial Forum | Donasi HBC | Sticker HBC | BBM 768B24E1
 Quote
02-07-2014, 02:46 PM
#28
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
kalo mobil sejuta, kalo motor rasanya 500 ribu...
ga tau tilang maximum atau emang segitu denda nya

Seputaran Banjarbaru - Martapura | Warga KST (Kalimantan Selatan dan Tengah) Mohon Absen DISINI
 Quote
02-07-2014, 02:56 PM
#29
Re: RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
(01-29-2014 06:00 AM)Zikri Irfandi Wrote:  

Kalo gak salah motor dilarang lewat jalan layang itu karena anginnya cukup kencang bahaya..jd roda dua dan truk dilarang
 Quote
02-07-2014, 03:12 PM
#30
RE: Ini Kejadiannya Dimana yah?
(02-07-2014 02:46 PM)Dedy_Sulistianto Wrote:  kalo mobil sejuta, kalo motor rasanya 500 ribu...
ga tau tilang maximum atau emang segitu denda nya

Beneran segitu kok...tapi biasalah peraturan di negara kita. Rame di awal aja, ke sininya udah biasa lagi. Banyak lagi yang melanggar busway 109

Wherever I Lay My Head Is Home
______________________________________________

| Through My Eyes |
 Quote

  




Thread options
[-]


User(s) browsing this thread: 1 Guest(s)