aksesoris-brio

Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5

Brio Turbocharger

#11

Share dikit om mengenai Turbocharge, ane sih bukan mekanik kebetulan sedikit memahami prinsip dan cara kerja turbo.

Pada dasarnya segala jenis mesin prinsip dan cara kerjanya adalah sama yaitu mencampur udara dengan bahan bakar dan diledakkan untuk menghasilkan energi gerak dari piston (gerakan vertical) menjadi gerakan roda (Horizontal) melalui bantuan Crankshaft/Kruk As. Nah, fungsi Turbo Charge disini adalah meningkatkan daya ledak tersebut tanpa mengubah kapasitas/isi/displacement silinder, artinya kapasitas mesin tetap sama (Brio 1.2L atau 1.3L) tetapi karena asupan udaranya lebih banyak + bahan bakar, maka ledakan yang terjadi lebih dahsyat sehingga tenaga menjadi lebih besar. Negara seperti Jepang punya aturan ketat soal perpajakan yang berhubungan dengan engine displacement, karena itu diakali melalui R&D seperti teknologi VTEC, I-Vtec, VVT, dsb... yang tujuannya mengoptimalkan Fuel Ecomony/Efisiensi tetapi tanpa mengorbankan performance, selain itu Turbo adalah salah satu alternatif untuk mendongkrak Horse Power (HP)/tenaga mobil. Sebagai contoh mesin 1.2L, tetapi dapat menghasilkan 158 HP (mungkin setara dengan mesin berkapasitas 2500cc N/A - Normally Aspirated, mesin normal pada umumnya).

Turbo sendiri ada yang besar dan kecil, cara kerjanya adalah memanfaatkan energi gas buang (exhaust) untuk dialirkan kembali masuk kedalam Intake dan ruang bakar, akan tetapi gas buang adalah sisa pembakaran dan panas sehingga kadar O2 (Oksigen) sedikit oleh karena itu dibuatlah Intercooler (radiator) untuk mendinginkan udara tersebut sebelum masuk kedalam intake. Udara yang dihasilkan bilah turbo akan berkali lipat dikompreskan masuk kedalam intake & ruang bakar, tekanan yang berlebih dikeluarkan oleh mekanisme Blow Off Valve (kalau sering nonton film mobil balap sering ada suara desisan "tsinnggggg...." ketika mesinnya digeber) itulah tekanan udara berlebih yang keluar dari blow off valve.

Turbo kecil untuk mengaktifkannya tidak dibutuhkan udara / gas buang yang banyak sehingga aktif pada RPM lebih rendah (mis. 2500 RPM), kerja mesin tidak terlalu berat dan pada saat low rpm juga tidak terlalu boros, hanya saja turbo kecil tidak "nendang" seperti turbo besar. Sebaliknya turbo besar membutuhkan udara/gas buang yang banyak sehingga pada umumnya aktif pada RPM tinggi (mis. 4500/5000 RPM) tapi turbo besar "nendang bro" seperti Brio kita-kita pada saat digeber diatas RPM 4000, krg lebih sensasinya seperti itu. Hanya saja dengan turbo akan lebih terasa lagi tenaganya.

Untuk memasang turbo tidak semudah itu, karena perlu dihitung kembali kompresi didalam ruang bakar, engine Fuel Injection yang menggunakan ECU maka wajib Piggyback serta pengubahan didalam mesin so pasti juga perlu (Port & Polish, Blueprint Engine, Balancing, Diperkuat, Timing untuk menghindari Knocking, dll). Terkadang ubahan extreme diperlukan Fuel Injector yang mampu menyemprot bensin lebih banyak, Fuel Regulator juga perlu diganti. Salah perhitungan maka mesin bisa rusak, piston bisa jebol, klep bisa patah, blok engine bisa pecah (apalagi aluminium). Dan yg terakhir sistem pendinginan / cooling perlu diupgrade juga, demikian.

Sumber : Pengalaman pribadi
Find
#12
Nice share om hbrio
Find
#13
(01-13-2014, 04:17 PM)hbrio Wrote: Share dikit om mengenai Turbocharge, ane sih bukan mekanik kebetulan sedikit memahami prinsip dan cara kerja turbo.

Pada dasarnya segala jenis mesin prinsip dan cara kerjanya adalah sama yaitu mencampur udara dengan bahan bakar dan diledakkan untuk menghasilkan energi gerak dari piston (gerakan vertical) menjadi gerakan roda (Horizontal) melalui bantuan Crankshaft/Kruk As. Nah, fungsi Turbo Charge disini adalah meningkatkan daya ledak tersebut tanpa mengubah kapasitas/isi/displacement silinder, artinya kapasitas mesin tetap sama (Brio 1.2L atau 1.3L) tetapi karena asupan udaranya lebih banyak + bahan bakar, maka ledakan yang terjadi lebih dahsyat sehingga tenaga menjadi lebih besar. Negara seperti Jepang punya aturan ketat soal perpajakan yang berhubungan dengan engine displacement, karena itu diakali melalui R&D seperti teknologi VTEC, I-Vtec, VVT, dsb... yang tujuannya mengoptimalkan Fuel Ecomony/Efisiensi tetapi tanpa mengorbankan performance, selain itu Turbo adalah salah satu alternatif untuk mendongkrak Horse Power (HP)/tenaga mobil. Sebagai contoh mesin 1.2L, tetapi dapat menghasilkan 158 HP (mungkin setara dengan mesin berkapasitas 2500cc N/A - Normally Aspirated, mesin normal pada umumnya).

Turbo sendiri ada yang besar dan kecil, cara kerjanya adalah memanfaatkan energi gas buang (exhaust) untuk dialirkan kembali masuk kedalam Intake dan ruang bakar, akan tetapi gas buang adalah sisa pembakaran dan panas sehingga kadar O2 (Oksigen) sedikit oleh karena itu dibuatlah Intercooler (radiator) untuk mendinginkan udara tersebut sebelum masuk kedalam intake. Udara yang dihasilkan bilah turbo akan berkali lipat dikompreskan masuk kedalam intake & ruang bakar, tekanan yang berlebih dikeluarkan oleh mekanisme Blow Off Valve (kalau sering nonton film mobil balap sering ada suara desisan "tsinnggggg...." ketika mesinnya digeber) itulah tekanan udara berlebih yang keluar dari blow off valve.

Turbo kecil untuk mengaktifkannya tidak dibutuhkan udara / gas buang yang banyak sehingga aktif pada RPM lebih rendah (mis. 2500 RPM), kerja mesin tidak terlalu berat dan pada saat low rpm juga tidak terlalu boros, hanya saja turbo kecil tidak "nendang" seperti turbo besar. Sebaliknya turbo besar membutuhkan udara/gas buang yang banyak sehingga pada umumnya aktif pada RPM tinggi (mis. 4500/5000 RPM) tapi turbo besar "nendang bro" seperti Brio kita-kita pada saat digeber diatas RPM 4000, krg lebih sensasinya seperti itu. Hanya saja dengan turbo akan lebih terasa lagi tenaganya.

Untuk memasang turbo tidak semudah itu, karena perlu dihitung kembali kompresi didalam ruang bakar, engine Fuel Injection yang menggunakan ECU maka wajib Piggyback serta pengubahan didalam mesin so pasti juga perlu (Port & Polish, Blueprint Engine, Balancing, Diperkuat, Timing untuk menghindari Knocking, dll). Terkadang ubahan extreme diperlukan Fuel Injector yang mampu menyemprot bensin lebih banyak, Fuel Regulator juga perlu diganti. Salah perhitungan maka mesin bisa rusak, piston bisa jebol, klep bisa patah, blok engine bisa pecah (apalagi aluminium). Dan yg terakhir sistem pendinginan / cooling perlu diupgrade juga, demikian.

Sumber : Pengalaman pribadi

nice info om.. btw, i-vtec aktif di atas 4000 rpm yah? belum pernah coba 02
Website Find
#14
(01-13-2014, 08:07 PM)Zikri Irfandi Wrote: nice info om.. btw, i-vtec aktif di atas 4000 rpm yah? belum pernah coba 02

01, thanks om buat reputationnya.

Mengenai I-Vtec yang aktif diatas 4000 RPM ini berdasarkan pengalaman ane saja pas bawa Honda Brio 1.2 CKD E AT, karena terasa nafas mesin lega & panjang diatas RPM 4000 keatas. I-Vtec sendiri sesuai namanya adalah Intelligent Variable Timing & Electronic Lift Control fungsinya cukup menakjubkan karena bisa mengatur waktu pembukaan klep apakah maju (advance) pada RPM tinggi atau mundur (retard) pada RPM rendah sehingga fuel efficiency terjaga tanpa mengorbankan performance. Sementara Electronnic Lift Control ini berfungsi untuk mengatur dalamnya bukaan klep (lift) sehingga mesin bisa bernafas lega pada putaran RPM tinggi, dan ini diatur oleh ECU berdasarkan pressure oli yang masuk head cylinder & noken as (camshaft). Jadi bayangkan ada satu klep yang tonjokannya lebih dalam dan aktif pada RPM tinggi, cuman untuk Honda Brio ini ane belum jelas apakah IVTEC-nya bekerja di Intake Port / Exhaust Port, rasanya sih mesin kecil maka bekerja di Intake Port. Sorry nih om jadi bahas IVtec, OOT dikit...
Find
#15
iya om.. ane pernah baca di intake aja..
Website Find
#16
(01-15-2014, 11:00 AM)hbrio Wrote:
(01-13-2014, 08:07 PM)Zikri Irfandi Wrote: nice info om.. btw, i-vtec aktif di atas 4000 rpm yah? belum pernah coba 02

01, thanks om buat reputationnya.

Mengenai I-Vtec yang aktif diatas 4000 RPM ini berdasarkan pengalaman ane saja pas bawa Honda Brio 1.2 CKD E AT, karena terasa nafas mesin lega & panjang diatas RPM 4000 keatas. I-Vtec sendiri sesuai namanya adalah Intelligent Variable Timing & Electronic Lift Control fungsinya cukup menakjubkan karena bisa mengatur waktu pembukaan klep apakah maju (advance) pada RPM tinggi atau mundur (retard) pada RPM rendah sehingga fuel efficiency terjaga tanpa mengorbankan performance. Sementara Electronnic Lift Control ini berfungsi untuk mengatur dalamnya bukaan klep (lift) sehingga mesin bisa bernafas lega pada putaran RPM tinggi, dan ini diatur oleh ECU berdasarkan pressure oli yang masuk head cylinder & noken as (camshaft). Jadi bayangkan ada satu klep yang tonjokannya lebih dalam dan aktif pada RPM tinggi, cuman untuk Honda Brio ini ane belum jelas apakah IVTEC-nya bekerja di Intake Port / Exhaust Port, rasanya sih mesin kecil maka bekerja di Intake Port. Sorry nih om jadi bahas IVtec, OOT dikit...

nambahin dikit... vtec nya mengatur bukaan klep melalui derajat camshaft mobilnya. sebenernya vtec nya sendiri bisa di atur mau ngebuka di rpm berapa, cuma ecu nya harus dikutak katik via piggyback. kl jaman dulu sih temen saya pake apexi vafc, gak tau skrg masih ada gak tuh merk apexi tersebut, malah dari RPM idle aja vtec nya udah bisa nyala, cuma mobilnya jadi kayak pincang, mirip mobil balap, kayak "brejet brejet brejet brejet" gitu... tapi begitu di gas langsung galak rpm nya... share pengalaman pribadi doang naik honda ferio eg6 vtec temen hehe...
Website Find
#17
(01-15-2014, 02:09 PM)spica Wrote: nambahin dikit... vtec nya mengatur bukaan klep melalui derajat camshaft mobilnya. sebenernya vtec nya sendiri bisa di atur mau ngebuka di rpm berapa, cuma ecu nya harus dikutak katik via piggyback. kl jaman dulu sih temen saya pake apexi vafc, gak tau skrg masih ada gak tuh merk apexi tersebut, malah dari RPM idle aja vtec nya udah bisa nyala, cuma mobilnya jadi kayak pincang, mirip mobil balap, kayak "brejet brejet brejet brejet" gitu... tapi begitu di gas langsung galak rpm nya... share pengalaman pribadi doang naik honda ferio eg6 vtec temen hehe...

kalo gini idle RPM nya harus dibuat tinggi kan?
Website Find
#18
(01-15-2014, 02:09 PM)spica Wrote: nambahin dikit... vtec nya mengatur bukaan klep melalui derajat camshaft mobilnya. sebenernya vtec nya sendiri bisa di atur mau ngebuka di rpm berapa, cuma ecu nya harus dikutak katik via piggyback. kl jaman dulu sih temen saya pake apexi vafc, gak tau skrg masih ada gak tuh merk apexi tersebut, malah dari RPM idle aja vtec nya udah bisa nyala, cuma mobilnya jadi kayak pincang, mirip mobil balap, kayak "brejet brejet brejet brejet" gitu... tapi begitu di gas langsung galak rpm nya... share pengalaman pribadi doang naik honda ferio eg6 vtec temen hehe...

Betul om, piggyback itu buat di mobil Honda bisa mengatur Fuel & Timing, salah satunya adalah untuk start di drag race, kita bisa buat random pengapian sehingga launching rpm let say di 4500, mau sedalam apa kita bejek gas RPM akan joget tidak lebih dari 4500 (bunyinya brebet seperti mobil balap, terkadang disertai backfire POP). Nah, membicarakan VTEC sendiri tidak lepas dari profil noken as (camshaft), ini adalah jantung dari 4 stroke engine, ubahan signifikan sangat berpengaruh terhadap HP yang dihasilkan, bisa RPM tinggi atau rendah tergantung profil camshaftnya. Khusus di mobil umum (harian) profil noken as menjaga range power mobil pada wider range kisaran RPM 2500 - 5000 (contohnya), sementara balapan kisaran RPM tinggi 5500-7000 yang apabila dikawinkan dengan transmisi short ratio walhasil setiap perpindahan gigi RPM mesin selalu jatuh di range tersebut sehingga tenaga selalu maximum. Camshaft sendiri ada yang single (SOHC) - Single Overhead Camshaft atau DOHC - Double, mesin SOHC intake & exhaust valve dikontrol oleh satu Cam, DOHC masing-masing intake & exhaust valve memiliki profil cam tersendiri. Ada posisi overlap namanya dimana exhaust valve belum menutup tetapi intake valve sudah membuka, tujuannya adalah untuk membantu pressure ke intake valve dan membersihkan gas buang, efeknya adalah low - mid end torque meningkat, nah untuk di mobil balap dengan profil cam ekstrim maka yang terjadi adalah idle-nya tidak bisa rata karena efisiensi volumetrik tdk tercapai sehingga boros bahan bakar tetapi ketika digeber nafas mesin sempurna. Dapat dipastikan Ferio teman om itu sudah merasakan bubutan di cam-nya sehingga terjadi brebet pada saat idle, dan yang perlu diingat noken as standar bawaan pabrik itu selalu dibuat untuk fuel economy, hati-hati dalam memodifikasi noken as karena salah perhitungan bisa rontok klep nya kehajar piston.
Find
#19
wuih.. Dalem penjelasannya..
Website Find
#20
(01-15-2014, 05:02 PM)hbrio Wrote:
(01-15-2014, 02:09 PM)spica Wrote: nambahin dikit... vtec nya mengatur bukaan klep melalui derajat camshaft mobilnya. sebenernya vtec nya sendiri bisa di atur mau ngebuka di rpm berapa, cuma ecu nya harus dikutak katik via piggyback. kl jaman dulu sih temen saya pake apexi vafc, gak tau skrg masih ada gak tuh merk apexi tersebut, malah dari RPM idle aja vtec nya udah bisa nyala, cuma mobilnya jadi kayak pincang, mirip mobil balap, kayak "brejet brejet brejet brejet" gitu... tapi begitu di gas langsung galak rpm nya... share pengalaman pribadi doang naik honda ferio eg6 vtec temen hehe...

Betul om, piggyback itu buat di mobil Honda bisa mengatur Fuel & Timing, salah satunya adalah untuk start di drag race, kita bisa buat random pengapian sehingga launching rpm let say di 4500, mau sedalam apa kita bejek gas RPM akan joget tidak lebih dari 4500 (bunyinya brebet seperti mobil balap, terkadang disertai backfire POP). Nah, membicarakan VTEC sendiri tidak lepas dari profil noken as (camshaft), ini adalah jantung dari 4 stroke engine, ubahan signifikan sangat berpengaruh terhadap HP yang dihasilkan, bisa RPM tinggi atau rendah tergantung profil camshaftnya. Khusus di mobil umum (harian) profil noken as menjaga range power mobil pada wider range kisaran RPM 2500 - 5000 (contohnya), sementara balapan kisaran RPM tinggi 5500-7000 yang apabila dikawinkan dengan transmisi short ratio walhasil setiap perpindahan gigi RPM mesin selalu jatuh di range tersebut sehingga tenaga selalu maximum. Camshaft sendiri ada yang single (SOHC) - Single Overhead Camshaft atau DOHC - Double, mesin SOHC intake & exhaust valve dikontrol oleh satu Cam, DOHC masing-masing intake & exhaust valve memiliki profil cam tersendiri. Ada posisi overlap namanya dimana exhaust valve belum menutup tetapi intake valve sudah membuka, tujuannya adalah untuk membantu pressure ke intake valve dan membersihkan gas buang, efeknya adalah low - mid end torque meningkat, nah untuk di mobil balap dengan profil cam ekstrim maka yang terjadi adalah idle-nya tidak bisa rata karena efisiensi volumetrik tdk tercapai sehingga boros bahan bakar tetapi ketika digeber nafas mesin sempurna. Dapat dipastikan Ferio teman om itu sudah merasakan bubutan di cam-nya sehingga terjadi brebet pada saat idle, dan yang perlu diingat noken as standar bawaan pabrik itu selalu dibuat untuk fuel economy, hati-hati dalam memodifikasi noken as karena salah perhitungan bisa rontok klep nya kehajar piston.

iya om, dia sih emang udah modif mesin emang.... kayaknya malah itu ferio emang udah nggak pake mesin standarnya deh, tapi emang udah swap engine kalau saya ngga salah inget. hayo jadi siapa nih yang mau brio nya di "galakin" sampe ekstrim tarikannya sama om hbrio wkwkwk... ane nebeng yah, ngerasain "adrenaline feel" nya aja naik mobil kecil tapi kenceng.....
Website Find




Users browsing this thread: 1 Guest(s)